Fakta-fakta Penting Tentang Penduduk Asli Hawaii
Penduduk asli Hawaii adalah sebuah ras tersendiri
Penduduk Hawaii (Hawaiian) tidak dinamai sesuai nama negara bagian AS (seperti Californian, Texan, New Yorker, dll). Sebaliknya, negara bagian AS-lah yang dinamai sesuai nama penduduk Hawaii.
Orang Hawaii, yang juga dikenal sebagai kanaka maoli, adalah orang-orang pribumi (dan keturunannya) dari pulau Hawaii. Nenek moyang mereka adalah orang Polinesia asli yang berlayar ke Hawaii dan mendiami pulau-pulau di sana pada sekitar abad ke-5.
Penduduk asli Hawaii atau Native Hawaiian adalah klasifikasi ras yang diakui oleh Amerika Serikat. Pada sensus tahun 2010, 527.077 orang melaporkan bahwa mereka adalah orang asli Hawaii atau berdarah campuran Hawaii. Sedikitnya tinggal 8.000 orang yang murni berdarah pribumi Hawaii yang tersisa di dunia.
Penduduk asli Hawaii hampir punah
Kontak pertama dengan orang barat terjadi pada tahun 1778 ketika Kapten James Cook, seorang penjelajah Inggris, berlayar dengan kapal HMS Resolution menuju Kealakekua Bay di Kona di Pulau Besar Hawaii. Diperkirakan antara 400.000 hingga satu juta penduduk pribumi Hawaii tinggal di pulau besar Hawaii pada saat itu.
Karena terisolasi dari daratan dan orang-orang lain, penyakit yang dikenal di seluruh dunia tidak dikenal di Hawaii. Akibatnya, dalam satu abad penduduk asli Hawaii telah turun jumlahnya menjadi sekitar 40.000 akibat merebaknya penyakit cacar, campak, influenza, penyakit seksual menular, batuk rejan, dan flu biasa.
Mereka membentuk sebuah negara merdeka dan berdaulat
Kerajaan Hawaii adalah kerajaan (monarki) yang diakui secara internasional yang terlibat ke dalam perjanjian perdagangan dan persahabatan bilateral dengan negara-negara lain termasuk Amerika Serikat (1826), Inggris (1836), Prancis (1839), Denmark (1846), Hamburg (1848), Swedia dan Norwegia (1852), Tahiti (1853), Bremen (1854), Belgia dan Belanda (1862), Italia dan Spanyol (1863), Konfederasi Swiss (1864), Rusia (1869), Jepang (1871), New South Wales (1874), Portugal (1882), Hong Kong (1884), dan Samoa (1887).
Mereka menjadi melek huruf setelah kontak dengan barat
Para misionaris Kristen pertama kali datang ke Hawaii pada tahun 1820. Anak-anak Hawaii mulai masuk sekolah dan belajar membaca dan menulis dalam bahasa Hawaii. Pada tahun 1869, sebuah artikel koran melaporkan bahwa Hawaii adalah satu-satunya pemerintahan dari wilayah Pasifik yang menghadiri pameran Paris.
Dalam acara tersebut, Hawaii memamerkan koran, Alkitab, buku pelajaran, buku-buku hukum, produk pertanian, dan contoh-contoh ‘peradaban’ lainnya. Wiasatawan Eropa dilaporkan terkejut mengetahui orang-orang biasa di Hawaii juga diajarkan hal-hal yang sama yang pada saat itu hanya diajarkan pada kaum elit Eropa.
Pemerintahan mereka diambil alih secara ilegal
Pada 17 Januari 1893, sebuah penggulingan pemerintah Hawaii secara ilegal berlangsung. Marinir AS dari USS Boston, dua perusahaan pelayaran AS, dan Menteri AS John L. Stevens mendarat di Honolulu Harbor dan bersama dengan pengusaha Amerika Serikat dan Eropa melakukan kudeta ilegal pada Ratu Lili’uokalani.
Motif mereka adalah keserakahan, penguasaan atas tanah, dan kontrol atas industri gula. Para pengusaha dan perkebunan gula dipimpin oleh Sanford Dole yang dijuluki “cukong gula.” Sepupu Sanfords, James Dole, terkadang disebut ” raja nanas”, memulai industri nanas di Hawaii dengan membuka Hawaii Pineapple Company. Sanford Dole adalah satu-satunya orang Amerika yang menjadi presiden dari negara asing independen, meskipun memaksakan diri.
Kaum pribumi Hawaii mencoba melawan
Kaum pribumi Hawaii mencoba melawan balik melalui “proses hukum” Amerika Serikat. Hawaii menjadi protektorat AS, sementara penyelidikan dilakukan oleh Presiden AS, Grover Cleveland, atas permintaan tertulis dari Lili’uokalani. Cleveland dan pemerintahannya menyimpulkan bahwa penggulingan itu ilegal. Ia menyatakan bahwa “kesalahan yang serius telah terjadi”. Ia membawa masalah ini ke Kongres yang seolah tidak menanggapinya dengan serius, sementara “pemerintahan jerami” di Hawaii yang telah menjadikan Sanford Dole sebagai presiden, terus mendapatkan kekuasaan yang kuat atas pulau-pulau Hawaii.
Sementara itu, penduduk pribumi Hawaii meluncurkan petisi besar-besaran untuk menghentikan aneksasi resmi AS atas Hawaii. Mereka berpendapat jika Kongres menyadari bahwa kaum pribumi Hawaii tidak ingin menjadi bagian dari AS, mereka akan mengembalikan kemerdekaan ke Hawaii. Pertemuan-pertemuan publik diadakan di lima pulau besar. Dari sekitar 39.000 populasi pribumi Hawaii, 21.269 darinya menandatangani petisi. Ini adalah jumlah yang luar biasa mengingat jumlah sisa penduduk yang tidak menandatangani petisi kebanyakan adalah anak-anak.
Lili’uokalani melakukan perjalanan ke Washington DC untuk menyajikan protes dan petisi kepada Kongres. Pada saat itu, perjalanan jarak jauh ini memerlukan waktu berbulan-bulan melalui laut dan darat. Namun semuanya sia-sia. Kongres tidak bertindak atas permintaan Presiden Cleveland dan Kongres baru dibentuk pada pemerintahan Presiden William McKinley. Pada saat itu, Perang Spanyol-Amerika mulai meletus dan Amerika Serikat tidak mau melepaskan Hawaii di Pasifik.
Hawaii dianeksasi sebagai wilayah AS pada tahun 1898, bersama dengan 1,2 juta hektar tanah Hawaii yang dulu dimiliki oleh kerajaan dan bangsa Hawaii. Tidak ada kompensasi yang dibayarkan kepada siapapun oleh pemerintah AS.
Bahasa Hawaii dilarang
Segera setelah penggulingan itu, hukum baru dibuat untuk menyatakan bahwa mengajar di sekolah-sekolah menggunakan bahasa selain bahasa Inggris adalah ilegal. Bahasa Inggris menggantikan bahasa Hawaii sebagai bahasa pemerintah, bisnis, dan pendidikan.
Maka dimulailah kolonisasi orang-orang asli Hawaii. Anak-anak akan dihukum di sekolah jika berbicara menggunakan bahasa Hawaii. Mereka yang berbicara dalam bahasa Hawaii di rumah akan dipandang rendah. Penindasan budaya dan bahasa secara sistematis berlangsung selama beberapa dekade, dan bahasa itu hampir hilang karena para orang tua dan kakek-nenek merasa tidak nyaman untuk mewariskan bahasa mereka kepada generasi muda.
Baru ketika amandemen konstitusi disahkan di Hawaii pada tahun 1978, penggunaan bahasa Hawaii di sekolah-sekolah diperbolehkan.
Ratu Lili’uokalani menulis lagu terkenal “Aloha Oe”. (Farewell)
Ironisnya, satu-satunya orang yang dipenjara atas penggulingan itu adalah Ratu Lili’uokalani. Pada tahun 1895, sebuah kelompok bawah tanah pendukung kerajaan melakukan percobaan pemberontakan terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Sanford Dole, namun upaya itu gagal. Tidak ada pertumpahan darah, melainkan hanya senjata yang ditemukan di dasar istana kerajaan. Lili’uokalani dituduh bersalah atas pengkhianatan terhadap pemerintah, yang sebenarnya telah secara ilegal menggulingkan dirinya. Meskipun ia dijatuhi hukuman lima tahun untuk bekerja kasar, ia menjalani hukuman sembilan bulan sebagai tahanan rumah.
Selama waktu itu ia menulis beberapa lagu, dan dia terkenal karena lagu “Aloha Oe” yang ia ciptakan pada tahun 1878. Lili’uokalani menulis “Aloha Oe” sebagai lagu cinta, dan sekarang sering dinyanyikan sebagai lagu perpisahan.
Pemerintah teritorial akhirnya memberikan jatah pensiun tahunan sebesar 4.000 dolar AS padanya. Amerika Serikat tidak pernah memberinya kompensasi atas tanah pribadi yang diambilnya. Lili’uokalani meninggal dunia pada tahun 1917 pada usia 79 tahun. Dalam wasiatnya, ia memerintahkan agar semua barang miliknya dijual dan hasilnya disumbangkan pada yayasan Queen Lili’uokalani Children’s Trust yang mengurusi anak-anak yatim dan fakir. Yayasan itu masih beroperasi hingga hari ini. Sebuah patung Lili’uokalani didirikan di depan gedung pemerintahan negara bagian Hawaii.
AS secara resmi meminta maaf
Presiden Bill Clinton menandatangani permintaan maaf resmi kepada penduduk pribumi Hawaii atas penggulingan bangsa mereka secara ilegal. Hukum Publik 103-150 disahkan melalui resolusi bersama Kongres pada tahun 1993 untuk memperingati 100 tahun penggulingan itu.
Ketentuan dalam undang-undang menyatakan bahwai:
– Penggulingan itu ilegal. Bagian 1 menyatakan: “Kongres … pada kesempatan peringatan 100 tahun penggulingan ilegal atas Kerajaan Hawaii pada tanggal 17 Januari 1893, mengakui signifikansi historis dari peristiwa ini yang mengakibatkan penindasan kedaulatan yang melekat pada orang pribumi Hawaii;”
– AS meminta maaf: “… atas nama rakyat Amerika Serikat meminta maaf kepada penduduk pribumi Hawaii atas penggulingan Kerajaan Hawaii pada tanggal 17 Januari 1893.”
– Penduduk asli Hawaii bisa memiliki klaim hukum terhadap AS: “Tidak ada apapun dalam Resolusi Bersama ini yang dimaksudkan untuk menjadi penyelesaian atas klaim apapun terhadap Amerika Serikat.”
Penduduk asli Hawaii membangun kembali budaya mereka
Pada abad ke-19 mereka dihancurkan oleh wabah penyakit hingga menyisakan kurang dari 40.000 orang yang selamat. Pada abad ke-20 mereka terjajah, hidup menderita, dan kehilangan tanah airnya yang direbut negara adi daya, bersamaan dengan masuknya wisatawan dan imigran dari negara-negara bagian AS lain dan negara-negara asing yang tak terbatas jumlahnya. Belum lagi Pearl Harbor dibom selama Perang Dunia II saat Amerika menggunakan Hawaii sebagai pangkalan militernya di wilayah Pasifik. Meskipun populasi pribumi Hawaii sekarang hanya tersisa 12%, mereka terus bekerja untuk menemukan tempat yang layak di era Hawaii modern ini.
– Gubernur John Waihe’e adalah gubernur terpilih pertama dari Hawaii yang merupakan keturunan asli Hawaii. Ia menjabat pada periode 1986-1994.
– Pada tahun 1987, pengajaran dalam bahasa asli Hawaii dimulai lagi di sekolah umum. Saat ini ada 21 sekolah umum imersi Hawaii di negara bagian Hawaii. Siswanya berasal dari berbagai ras yang memilih untuk mempelajari semua mata pelajaran menggunakan bahasa Hawaii.
– Kebangkitan budaya Hawaii -bahasa, tari, seni, adat istiadat- dimulai pada tahun 1970-an dan berlanjut hingga hari ini.
– Penduduk Hawaii asli terus berjuang untuk mendapatkan kembali pemerintahan sendiri dalam beberapa bentuk, serta kompensasi yang sah atas penggulingan ilegal dan bangsa mereka yang hilang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan